[Ulasan Film] Spider-Man: Homecoming

on
spiderman_homecoming_ver5_xlg
Foto oleh Sony Pictures – Marvel Studios

                Spider-Man trilogy karya Sam Raimi –lebih tepatnya Spider-Man 2—bagi saya merupakan perkenalan awal dengan dunia superhero. Begitu dalam efek yang “ditimbulkan” Spider-Man 2 membuat saya penasaran dengan komiknya, dan tak heran Spider-Man merupakan superhero pertama dan menjadi favorit saya. Pada akhirnya franchise ini mengalami (re)reboot ketiganya selama 15 tahun kemunculannya di layar lebar dan menandai masuknya Spider-Man ke Marvel Cinematic Universe.

                Kali ini tidak ada adegan Peter digigit laba-laba ataupun adegan terbunuhnya Uncle Ben, 2 hal yang sudah ditunjukan di 2 seri film Spider-Man sebelumnya. Bahkan 2 adegan ini hanya disinggung dalam 1 baris kalimat saja. Yang menjadi fokus utama adalah 8 bulan setelah Captain America: Civil War, selepas menjalani “Stark internship” Peter Parker kembali ke sekolah di mana ia menghadapi permasalahan sebagaimana layaknya murid normal: susah dapat teman, tugas sekolah, hingga jatuh cinta; dan di saat bersamaan ketika menjadi Spider-Man kesulitan untuk membuktikan diri bahwa ia siap untuk menghadapi hal yang besar. Walaupun mirip Spider-Man 2, tapi film ini menawarkan sesuatu yang fresh.

       Hal yang paling menarik dari Spider-Man: Homecoming ini adalah bagaimana Marvel menunjukkan Universenya yang sudah established. Dunia sudah tak sama lagi semenjak para Chitauri menyerang Bumi di The Avengers, sisa-sisa pertempuran tersebut masih meninggalkan cerita untuk dieksplorasi. Bagi yang mengikuti –atau setidaknya paham sekilas—tentang film-film Marvel, rasanya investasi selama ini sepadan ketika bisa mengetahui detail yang menyinggung kejadian di film-film sebelumnya. Hal ini dimanfaatkan sebagai pemicu para villains di film ini, dan siapa lagi pemicunya kalo bukan Tony Stark. Surprise surprise.

       Berbeda dengan Spider-Man versi Tobey Maguire yang terlalu serius dan Peter Parker versi Andrew Garfield yang, well, gak terlihat seperti anak sekolahan, kali ini versi Tom Holland begitu sempurna. Peter Parker kali ini masih polos dan sembrono waktu jadi Spider-Man. Spidey sering melontarkan ocehan-ocehan yang kocak khas sang superhero, dan kelakuannya juga tak kalah kocak (bagi yang masih protes Spideynya terlalu sering ngomong, mohon baca komiknya dulu yaa). Hal menarik lainnya adalah ditunjukkan betapa Peter Parker lebih enjoy ketika menjadi Spider-Man ketimbang menjadi Peter Parker yang hidupnya tidak menyenangkan.

screenshot_2017-06-06-07-02-43.jpg

       Spider-Man: Homecoming ini banyak memakai materi dan peralatan-peralatan Spidey seperti waktu awal kemunculannya di komik tahun 1963. Mulai dari Spider-Tracer, Spider-Signal (yang sayangnya cuma muncul sekilas doang), efek ‘muka terbelah’ Peter/Spidey, bikin web-fluid disela-sela waktunya di lab sekolah, sampai adegan tertimbun reruntuhan seperti yang ditunjukkan The Amazing Spider-Man #33 “The Final Chapter” (Feb 1966). Banyak sekali fan service yang bikin pengen teriak, terutama bagian akhir yang mirip comic event Marvel yang difilmin tahun lalu itu tuh.

IMG_20170706_132200

DD-oyLpUMAEen_z.jpg large
The Amazing Spider-Man #33

       Walaupun banyak elemen Spider-Man: Homecoming yang mengambil dari komik aslinya, bukan berarti 100% comic-accurate. Nama teman-teman Peter Parker yang minjem nama doang tapi beda banget sama di komik. Untungnya treatment dan chemistry bocah-bocah ini bikin saya gak mempermasalahkan perbedaan dengan komiknya. Terlebih lagi kali ini MCU dapet villain yang keren dan mengintimidasi dan gak sekedar ada –thanks to Michael Keaton—yang lebih nyeremin pas gak kostum dibanding pas pake kostum Vulture, dan menyimpan twist yang sama sekali tak disangka. Ada kejutan villain selain Vulture, and he’s shockingly good (pun intended IYKWIM). Kepolosan Spider-Man khas anak SMA dan kesinisan Vulture kepada para penguasa bikin ceritanya sangat relatable.

       Sayangnya film ini kurang mengeksplorasi hubungan Peter Parker dan Aunt May, yang di film ini lebih hubungan yang awkward dibandingkan rasa sayang tante dan ponakannya. Uncle Ben pun tidak ada pengaruhnya di kehidupan Peter, tidak ada percakapan “with great power comes great responsibility”. Peran penting keduanya ini digantikan Tony Stark yang jadi figure bapak bagi Peter. Walaupun screen time Robert Downey Jr. tidak sebanyak yang saya takutkan sehingga filmnya ganti judul Iron Man and his friend, tapi jangan lah menggantikan peran 2 sosok yang begitu penting itu. Walau Aunt May porsinya gak sesuai seharusnya, tapi memasukkan guyonan “hot Aunt” yang banyak di-meme setelah Civil War tahun lalu ini keren.

My spider-sense is tingling. (walau di film ini gak ada spider-sense)

4 half spidey

PS: ada 2 after-credit dan after credit paling ujung adalah yang paling istimewa. Kesabaran adalah kuncinya. Jangan lupa pula penulisan Spider-Man harus ada tanda penghubungnya, jangan kayak translatornya ya yang kesrimpet di akhir film.

76833faf-4ec7-41bd-8fcb-d24ea3df12bc-tumblr_lplzxcpfaq1r1o9sio1_500201

Rating: NR (for sci-fi action violence, some language and brief suggestive comments)

Genre: Action & Adventure, Drama, Science Fiction & Fantasy

Sutradara: Jon Watts

Pemain: Tom Holland, Michael Keaton, Marisa Tomei, Zendaya, Jon Favreau, Jacob Batalon, Laura Harrier

Penulis naskah: Jonathan M. Goldstein, John Francis Daley, Christopher Ford, Chris McKenna, Erik Sommers, Jon Watts

Durasi: 133 menit

Studio: Sony Pictures

6 Comments Add yours

  1. Hastira says:

    makasih reviewnya, baru mau nonton

    Like

    1. ian afas says:

      Selamat menikmati filmnya 👍

      Like

  2. mau nonton tapi kok ya penuh, mungkin karena liburan sekolah 😀
    ini jadi pembahasan sama temenku, ya apalagi kalau bukan tokoh utamanya, wiiiiih imut banget 😀

    Like

    1. ian afas says:

      Karna tiket sampai besok minggu sudah dijual sejak hari senin kemaren jadi kemungkinan sudah habis kalo beli mulai sekarang hehe

      Like

  3. Ahmed Tsar says:

    Wuih keren reviewnya sebagai penyuka komik. Ada fakta-fakta Spider-man yang saya baru tahu

    Like

    1. ian afas says:

      Terima kasih

      Like

Leave a comment